Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

#MasihTentangCoronaRamadhan

Meneladani Prinsip Hani>f dalam Hadapi Musibah ala Nabi Ibra>him As Ina Salma Febriany Alhamdulillah , ibadah puasa tengah dijalani umat muslim seluruh dunia dalam kondisi yang mungkin berbeda dan lebih istimewa dari Ramadhan sebelumnya. Meski terkesan berbeda karena masih dalam pandemi Corona, kita harus tetap menjalaninya dengan penuh syukur dan sukacita. Ramadhan juga selalu istimewa dan ‘diistimewakan’ khusus dan hanya untuk umat Rasulullah Saw. Keistimewaan ini setidaknya karena selain seluruh amalan baik dilipatgandakan pada bulan ini, keistimewaan lain Ramadhan tahun ini dijadikan Allah sebagai bulan training dan muja>hadah melalui ibadah-ibadah yang seluruhnya dilakukan bersama keluarga di rumah. Sehingga, yang biasanya mungkin setiap Ramadhan sibuk travelling keliling dari satu masjid ke masjid lain, tahun ini, Allah menginginkan seluruh umat muslim menjadikan rumah sebagai masjid (tempat sujud) sebab memang, seluruh muka bumi, diakui Allah adalah tempat b...

Habis Gelap Terbitlah Terang? Ketika Kartini Jatuh Cinta Pada Al-Qur'an!

Kyai Salih Darat; Inspirator Kartini Mendalami ‘Rahasia’ Al-Qur’an Ina Salma Febriany             Masih dalam suasana Hari Kartini, 21 April 2020 yang hampir setiap tahun dikenang perjuangannya oleh seluruh rakyat Indonesia. Momentum berharga karena perempuan kelahiran Jepara, 21 April ratusan tahun silam ini berhasil mendobrak tradisi penindasan pada zamannya. Nilai-nilai yang beliau perjuangkan jelas dan mengena; soal pendidikan yang tidak setara. Maka, berbekal keberanian dan kegigihannya ia menulis dan mengungkapkan kegetirannya pada sahabat pena-nya; Nyonya Abendanon. Hingga muncullah karya yang dalam Bahasa Belanda disebut dengan  Door Duisternis Tot Licht  atau  Habis Gelap Terbitlah Terang. Namun, tahukah Kawan, kutipan karya-karyanya itu terinspirasi dari kitab sucinya, demikian ungkap sastrawan Armijn Pane. Ya! Al-Qur’an ialah sumber inspirasi terbesar Kartini untuk menyuarakan isi hati, menodbrak t...

Refleksi Sejenak, Yuk?

Begini Cara Sang Maha Baik Mendidik Ina Salma Febriany Sebulan lebih sudah kita semua ada di masa-masa awal penyebaran virus Corona yang kian hari kian merajalela. Tak kurang dari 6000 orang telah terinfeksi bahaya Covid-19 ini. Tak hanya bidang kesehatan yang terdampak; tenaga medis ter-suspect hingga akhirnya kembali kehadirat Allah satu demi satu. ya Allah, sedih rasanya.. dan sangat kehilangan sekaligus sadar bahwa bahaya corona itu bukan   hal yang biasa! Selain kesehatan, sektor ekonomi, pendidikan, travelling, perdagangan, perindustrian terlebih usaha dagang rumahan, bisnis pribadi kecil-kecilan; semua rata terkena imbasnya! Namun demikian, dari sekian banyak dampak-dampak yang tersurat buruk dan merugikan itu, PASTI ADA celah-celah kebaikan Allah melalui hadirnya virus ini! kalau kata Aa Gym-mah, jangan fokus ke musibah tapi fokuslah ke hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari musibah itu. Bukankah kita yakin bahwa segala yang terjadi di muka bumi ini (bah...

Refleksi Hari Kartini; Pemuliaan Allah Untuk Perempuan dan Laki-laki

Refleksi Hari Kartini; Pemuliaan Allah Untuk Perempuan dan Laki-laki Ina Salma Ferbiany Siapa yang tak kenal sejarah Hari Kartini? Hari dimana awal mula digaungkannya semangat emansipasi. Semangat membara dari seorang perempuan berdarah Jepara yang berupaya menyuarakan keadilan akibat penindasan terhadap perempuan, khususnya di bidang pendidikan. Tanggal 21 April pula  menjadi sangat spesial karena biasanya dimeriahkan oleh acara seremonial. Acara-acara meriah di perkantoran maupun sekolah dengan balutan baju adat daerah yang sangat menyejarah. Namun, peringatan Hari Kartini tahun 2020 ini sungguh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Persis di tahun pandemi ini, Hari Kartini nyaris tanpa perayaan apapun. Meski demikian, semangat Kartini sungguh masih menyala dan abadi. Adalah Raden Ajeng Kartini (1879-  1904) yang pada Agustus 1900, menulis, “ Kami perempuan Jawa wajib bersifat menurut dan menyerah. Kami harus seperti tanah liat yang dapat dibentuk sekehendak hati ....

Bangun Empati di Masa Pandemi

Pemberitaan demi pemberitaan tentang kematian dan korban suspect Covid-19 memang kian menggelisahkan hati. Kondisi yang memang belum membaik terlihat dari semakin tingginya korban dan penyebaran virus yang mendunia ini. Di Indonesia sendiri, guna menekan penyebaran virus yang lebih merajalela lagi, pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) April 2020. Namun demikian, PSBB sendiri mengalami banyak kendala. Salah satunya kesadaran dan kedisiplinan pribadi. Regulasi yang sudah diatur oleh pemerintah seharusnya menjadi hal yang penting diperhatikan dan dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat—tanpa terkecuali. Sebab kesadaran, kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap regulasi pemerintah tentu berpengaruh terhadap penyebaran Corona ini. namun mirisnya, di hari pertama PSBB diberlakukan, ribuan pelanggaran terjadi di berbagai wilayah; tidak taat wajib masker, contoh sederhananya. Padahal, penggunaan masker adalah salah satu upaya untuk menjaga diri ketika...

Silaturrahmi di Masa Pandemi

Terlahir sebagai agama kemanusiaan, Islam betul-betul meletakkan sendi-sendi hubungan sesama dengan begitu serasi dan harmonis dalam Al-Qur’an. Berulang kali kata-kata shilah (sambung/ menyambung) - arrahi>m (kasih sayang) terulang dalam Al-Qur’an untuk mengingatkan kita semua bahwa menyambung kasih sayang terhadap saudara/ keluarga jauh/ teman/ kerabat sangat penting— bukan hanya ingin memperbanyak kawan, namun menyambung ikatan ini adalah pesan sosial yang langsung disebut dan diperintahkan dalam Al-Qur’an salah satunya dalam surah, “ Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk ,” (Qs. ar-Ra’du/13: 21) Qs. ar-Ra’du/13: 21 di atas sejalan dan masih terkait dengan ayat sebelumnya yakni  ayat 19-20 mengenai deskripsi sifat-sifat U>lu>l Alba>b yang memiliki beberapa sifat yaitu, pertama , memenuhi janji (ketika ia berjanji kepada sesama). Kedua , tidak meru...