Keridhaan atas takdir yang tidak diinginkan adalah hal yang sangat dianjurkan. Sabar dalam menghadapinya adalah hal yang diwajibkan. (Hasan al-Bashri)
-----
Belum selesai tema kita mengenai #CoVid19 yang kian hari kian mengkhawatirkan ini 😟. Kita masih akan terus mendiskusikan issue ini--- namun dalam sudut pandang/ perspektif yang berbeda. Bukan soal angka-angka tumbuh/ sembuh/ kematiannya (sebab kalau soal angka, teman-teman tentu bisa mengakses situs yang terpercaya), saya hanya ingin membahas ini dari sisi effect yang ditimbulkannya.
Hal penting dan paling mendasar yang harus kita sadari sedari awal adalah; nafas, hidup, dan segala yang terjadi pada hidup kita sudah tertulis rapi dalam suatu kitab Lauh al-Mahfudz (Qs. Al-Hadid/ 22-23),
"Apapun bencana yang menimpamu baik di bumi maupun yang menimpa dirimu sendiri sudah tertulis dalam sebuah catatan kitab (Lauh Mahfudz) sebelum terjadinya bencana itu. Sungguh, hal itu sangat-sangat mudah bagi Allah," (Ayat 22)
Kenapa sih mesti ada musibah? jawabannya ada di ayat berikutnya..
"Agar kamu TIDAK TERLALU SEDIH dengan apa yang hilang darimu--- dan kamu TIDAK TERLALU BERGEMBIRA atas apa yang Allah berikan padamu. Ketahuilah, Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membanggakan diri,"
silahkan disimak yah ayatnya, temen-temen! dibaca pelan-pelan ayat plus terjemahnya dengan hati tenang.. dengan iman.. insyaAllah kita akan tahu, memahami dan akhirnya sadar.. bahwa, "Oh, iya, kita cuma manusia biasa. gerbang kita hanya sampai ikhtiar, usaha, dan selebihnya Allah yang menentukan jalan hidup kita," nah, kalau udah sampai tingkat keyakinan itu, tak peduli jabatan, kekuasaan, strata pendidikan seseorang, dia udah mencapai ke tingkat REAL TAWAKKAL. Apaan itu? Tawakkal yang sebenarnya.
Jadi, definisi tawakkal itu bukan hanya berserah, pasrah, yaudah terserah Allah aja, mati mati aja, bukan karena corona juga kita udah pasti mati kok! NGGAK. BUKAN ITU. Tawakkal itu harus wajib banget didahului oleh yang namanya USAHA dan IKHTIAR ; sampai kita bener-bener lagi nggak mampu ikhtiar. Jadi, kalau kita kaitkan tawakkal dengan Coronavirus Phenomenon ini, Guys... bukan tawakkal kita aja yang lagi diuji. Tapi, KEIMANAN kita juga lagi di-UPGRADE nih sama Allah..😢
"Apapun bencana yang menimpamu baik di bumi maupun yang menimpa dirimu sendiri sudah tertulis dalam sebuah catatan kitab (Lauh Mahfudz) sebelum terjadinya bencana itu. Sungguh, hal itu sangat-sangat mudah bagi Allah," (Ayat 22)
Kenapa sih mesti ada musibah? jawabannya ada di ayat berikutnya..
"Agar kamu TIDAK TERLALU SEDIH dengan apa yang hilang darimu--- dan kamu TIDAK TERLALU BERGEMBIRA atas apa yang Allah berikan padamu. Ketahuilah, Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membanggakan diri,"
silahkan disimak yah ayatnya, temen-temen! dibaca pelan-pelan ayat plus terjemahnya dengan hati tenang.. dengan iman.. insyaAllah kita akan tahu, memahami dan akhirnya sadar.. bahwa, "Oh, iya, kita cuma manusia biasa. gerbang kita hanya sampai ikhtiar, usaha, dan selebihnya Allah yang menentukan jalan hidup kita," nah, kalau udah sampai tingkat keyakinan itu, tak peduli jabatan, kekuasaan, strata pendidikan seseorang, dia udah mencapai ke tingkat REAL TAWAKKAL. Apaan itu? Tawakkal yang sebenarnya.
Jadi, definisi tawakkal itu bukan hanya berserah, pasrah, yaudah terserah Allah aja, mati mati aja, bukan karena corona juga kita udah pasti mati kok! NGGAK. BUKAN ITU. Tawakkal itu harus wajib banget didahului oleh yang namanya USAHA dan IKHTIAR ; sampai kita bener-bener lagi nggak mampu ikhtiar. Jadi, kalau kita kaitkan tawakkal dengan Coronavirus Phenomenon ini, Guys... bukan tawakkal kita aja yang lagi diuji. Tapi, KEIMANAN kita juga lagi di-UPGRADE nih sama Allah..😢
.
.
Kenapa ujian keimanan?
gimana enggak, dengan adanya #Covid19 ini, kita diajarkan betul-betul untuk tetap berusaha meski nggak tau ini virus akan berakhir dan menghilang kapan?
Usahanya juga macem-mecem; pemangku kebijakan dengan berbagai kebijakan yang tebaik untuk rakyatnya (soal social distancing/ dinon-aktifkan sementara kegiatan bekerja, beribadah dan belajar, misalnya). Para pedagang offline/ keliling/ kakilima harus sejenak bersabar; karena minim pembeli, sementara tiap hari mereka butuh makan, minum untuk anak isteri. Para orangtua yang sekarang dapet amanah tambahan untuk nggak hanya mengasuh anak-anak tapi juga menjadi guru sekolah sementara selama anaknya libur. Juga yang nggak kalah penting adalah; pembatasan kita sebagai makhluk sosial tapi nggak boleh melakukan interaksi sosial dulu---- pengen kemana-mana takut, panik, ngerasa bersalah, ngeri tertular.. ya Allah!
Ujian tawakkalnya; harus tetap berikhtiar (kalau kita bukan nakes yang ekstra keras harus bantu korban virus ini, maka ikhtiar sesungguhnya, taatilah 'ulul amr/ pemimpin untuk tetap #StayDiRumah). Sementara ujian keimanannya; tadi, meyakini bahwa iya ini musibah dari Allah.. kami beriman, kami mohon ampun ya Allah-- corona ini hadir bukan sebagai azab namun suatu bentuk cinta-Nya Allah untuk kita semua..
Ujian tawakkalnya; harus tetap berikhtiar (kalau kita bukan nakes yang ekstra keras harus bantu korban virus ini, maka ikhtiar sesungguhnya, taatilah 'ulul amr/ pemimpin untuk tetap #StayDiRumah). Sementara ujian keimanannya; tadi, meyakini bahwa iya ini musibah dari Allah.. kami beriman, kami mohon ampun ya Allah-- corona ini hadir bukan sebagai azab namun suatu bentuk cinta-Nya Allah untuk kita semua..
.
.
Jadi, harus gimana?
Sebentar..
tarik nafas panjang, lepaskan dengan ikhlas, rasakan tiap hirupan nafas yang masuk ke hidung.. tenggorokan.. memenuhi rongga dada teman-teman; RIDHA-lah!
ridha? iya, kita upayakan ikhlas dan menerima dulu musibah ini dengan senang dan bahagia! 😍
Udahan bisa nerima? Iya, Udah..
Ah, belum. Susah tau kondisi kaya gini tuh!
Nggak papa! takut wajar, cemas boleh, tapi inget nggak boleh takut dan panik berlebih. Kenapa? Bisa-bisa fisik keliatan sehat tapi nanti psikis kita nih yang akan memburuk dan akhirnya psikosomatik. Penyakit-penyakit psikis yang akhirnya memengaruhi kualitas kesehatan fisik kita. Na'udzubillah... hiks!
.
.
Ya, kita semua takut pastinya dalam kondisi ini meski sudah berupaya untuk tenang... takut juga manusiawi kok, karena Allah sudah menciptakan kita sepaket dengan rasa takut itu. Ah, masa? IYA! yuk, liat ayatnya..
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(Qs. Al-Baqarah/2: 155)
lafadz di atas menggunakan kata walanabluwanna (dengan huruf nun yang bertasydid) yang bermaksud untuk menetapkan keteguhan Allah bahwa rasa takut adalah salah satu hal yang pasti terjadi dan dialami seluruh hamba-Nya. Berikutnya, bentuk ketakutan juga beragam; ya takut kehilangan orang yang kita sayang, takut berpisah, takut nggak nikah (eh, hehehe), takut kekurangan harta, takut kehilangan uang, takut kehilangan benda-benda kesayangan, takut kekurangan makanan, nah semua ketakutan ini pasti salah satu atau semuanya pernah dialami temen-temen, kan?
.
.
Terus berilah kabar gembira untuk orang-orang yang sabar di ujung akhir ayat itu.. dengan apa? DENGAN KALIMAT LUAR BIASA dan kalimat ini HANYA DIAJARKAN untuk umat Rasulullah; IYA sebab di umat terdahulu kalimat ini NGGAK DIKASIH ALLAH. Spesial banget kan? Kalimat apakah itu? Kalimat ISTIRJA' atau yang lebih kita kenal dengan lafadz Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un.. Sunnguh, kita semua berasal dan dari Allah, dan sungguh kita semua akan kembali kepada Allah..
.
.
Kalimat istirja' inilah yang akhirnya menyadarkan kita semua (semoga Allah lembutkan hati kita agar bisa tersadarkan ya, hiks..) bahwa well, kita semua milik Allah. Kedatangan virus tak diundang pun berasal dr Allah. Ia juga makhluk-Nya Allah. So? boleh takut, tapi sebisa mungkin yuk di-manage rasa takutnya dengan perasaan RIDHA dan BAHAGIA! biar tetap sehat lahir dan batin, ya!
.
.
Sekian dulu, temen-temen. Semoga bermanfaat ya!
Salam Insaf.. 😅
tarik nafas panjang, lepaskan dengan ikhlas, rasakan tiap hirupan nafas yang masuk ke hidung.. tenggorokan.. memenuhi rongga dada teman-teman; RIDHA-lah!
ridha? iya, kita upayakan ikhlas dan menerima dulu musibah ini dengan senang dan bahagia! 😍
Udahan bisa nerima? Iya, Udah..
Ah, belum. Susah tau kondisi kaya gini tuh!
Nggak papa! takut wajar, cemas boleh, tapi inget nggak boleh takut dan panik berlebih. Kenapa? Bisa-bisa fisik keliatan sehat tapi nanti psikis kita nih yang akan memburuk dan akhirnya psikosomatik. Penyakit-penyakit psikis yang akhirnya memengaruhi kualitas kesehatan fisik kita. Na'udzubillah... hiks!
.
.
Ya, kita semua takut pastinya dalam kondisi ini meski sudah berupaya untuk tenang... takut juga manusiawi kok, karena Allah sudah menciptakan kita sepaket dengan rasa takut itu. Ah, masa? IYA! yuk, liat ayatnya..
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(Qs. Al-Baqarah/2: 155)
lafadz di atas menggunakan kata walanabluwanna (dengan huruf nun yang bertasydid) yang bermaksud untuk menetapkan keteguhan Allah bahwa rasa takut adalah salah satu hal yang pasti terjadi dan dialami seluruh hamba-Nya. Berikutnya, bentuk ketakutan juga beragam; ya takut kehilangan orang yang kita sayang, takut berpisah, takut nggak nikah (eh, hehehe), takut kekurangan harta, takut kehilangan uang, takut kehilangan benda-benda kesayangan, takut kekurangan makanan, nah semua ketakutan ini pasti salah satu atau semuanya pernah dialami temen-temen, kan?
.
.
Terus berilah kabar gembira untuk orang-orang yang sabar di ujung akhir ayat itu.. dengan apa? DENGAN KALIMAT LUAR BIASA dan kalimat ini HANYA DIAJARKAN untuk umat Rasulullah; IYA sebab di umat terdahulu kalimat ini NGGAK DIKASIH ALLAH. Spesial banget kan? Kalimat apakah itu? Kalimat ISTIRJA' atau yang lebih kita kenal dengan lafadz Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un.. Sunnguh, kita semua berasal dan dari Allah, dan sungguh kita semua akan kembali kepada Allah..
.
.
Kalimat istirja' inilah yang akhirnya menyadarkan kita semua (semoga Allah lembutkan hati kita agar bisa tersadarkan ya, hiks..) bahwa well, kita semua milik Allah. Kedatangan virus tak diundang pun berasal dr Allah. Ia juga makhluk-Nya Allah. So? boleh takut, tapi sebisa mungkin yuk di-manage rasa takutnya dengan perasaan RIDHA dan BAHAGIA! biar tetap sehat lahir dan batin, ya!
.
.
Sekian dulu, temen-temen. Semoga bermanfaat ya!
Salam Insaf.. 😅
Comments
Post a Comment